Beranda Indikator Teknis Postingan

Memahami Moving Average: Panduan Lengkap untuk Trader

Lampiran
7534.zip (12.37 KB, Unduh 0 kali)

Moving Average (MA) adalah indikator teknikal yang menunjukkan nilai rata-rata harga instrumen dalam periode waktu tertentu. Saat menghitung moving average, kita mengambil rata-rata harga instrumen selama periode tersebut. Seiring dengan perubahan harga, moving average akan mengalami peningkatan atau penurunan.

Ada empat jenis moving averages yang umum digunakan: Simple Moving Average (SMA), Exponential Moving Average (EMA), Smoothed Moving Average (SMMA), dan Linear Weighted Moving Average (LWMA). Moving average dapat dihitung untuk berbagai data berurutan, seperti harga buka dan tutup, harga tertinggi dan terendah, volume perdagangan, atau indikator lainnya. Seringkali, trader menggunakan kombinasi dari dua moving averages untuk analisis lebih lanjut.

Perbedaan utama antar jenis moving averages terletak pada koefisien bobot yang diberikan pada data terbaru. Pada Simple Moving Average, semua harga dalam periode yang dihitung memiliki nilai yang sama. Namun, pada Exponential dan Linear Weighted Moving Averages, harga terbaru mendapat nilai lebih tinggi.

Cara umum untuk menginterpretasi moving average adalah dengan membandingkannya dengan aksi harga. Jika harga instrumen berada di atas moving average, itu menandakan sinyal beli. Sebaliknya, jika harga turun di bawah moving average, itu menandakan sinyal jual. Sistem trading yang menggunakan moving average tidak dirancang untuk masuk pasar pada titik terendah atau keluar pada puncaknya, tetapi lebih untuk mengikuti tren: membeli setelah harga menyentuh titik terendah dan menjual setelah harga mencapai puncaknya.

Perhitungan

Simple Moving Average (SMA)

SMA, atau rata-rata aritmetika, dihitung dengan menjumlahkan harga penutupan instrumen selama sejumlah periode tertentu (misalnya, 12 jam), kemudian membagi jumlah tersebut dengan jumlah periode yang digunakan.

SMA = SUM(CLOSE, N) / N
Di mana:
N — jumlah periode perhitungan.

Exponential Moving Average (EMA)

EMA dihitung dengan menambahkan moving average dari suatu proporsi harga penutupan saat ini ke nilai sebelumnya. Dengan EMA, harga terbaru memiliki bobot lebih besar. Rumus untuk EMA adalah:

EMA = (CLOSE(i) * P) + (EMA(i-1) * (100 - P))
Di mana:
CLOSE(i) — harga penutupan periode saat ini;
EMA(i-1) — EMA dari periode sebelumnya;
P — persentase penggunaan nilai harga.

Smoothed Moving Average (SMMA)

Nilai pertama dari SMMA dihitung seperti SMA:

SUM1 = SUM(CLOSE, N)
SMMA1 = SUM1 / N

Untuk moving average berikutnya, dihitung dengan rumus:

SMMA(i) = (SUM1 - SMMA1 + CLOSE(i)) / N

Di mana:
SUM1 — total penutupan harga untuk N periode;
SMMA1 — SMMA dari bar pertama;
SMMA(i) — SMMA dari bar saat ini (kecuali yang pertama);
CLOSE(i) — harga penutupan saat ini;
N — periode smoothing.

Linear Weighted Moving Average (LWMA)

Pada LWMA, data terbaru memiliki nilai lebih tinggi dibandingkan data yang lebih lama. LWMA dihitung dengan mengalikan setiap harga penutupan dalam seri yang dipertimbangkan dengan koefisien bobot tertentu.

LWMA = SUM(Close(i) * i, N) / SUM(i, N)
Di mana:
SUM(i, N) — total dari koefisien bobot.

Moving average juga dapat diterapkan pada indikator. Interpretasi moving averages pada indikator mirip dengan interpretasi pada harga: jika indikator naik di atas moving average-nya, kemungkinan besar pergerakan indikator akan terus naik; jika indikator turun di bawah moving average-nya, kemungkinan akan terus turun.

Berikut adalah jenis-jenis moving averages yang sering digunakan:

  • Simple Moving Average (SMA)
  • Exponential Moving Average (EMA)
  • Smoothed Moving Average (SMMA)
  • Linear Weighted Moving Average (LWMA)

Deskripsi Indikator Teknikal

Deskripsi lengkap tentang MA tersedia di analisis teknikal: Moving Averages

Postingan terkait

Komentar (0)